A. Konflik Organisasional
Konflik berasal dari kata kerja Latin, configere, artinya saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik Organisasional menurut beberapa ahli:
1. Robbin
Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam
organisasi disebut sebagai The Conflict
Paradox, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan
kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi
berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga
bagian, antara lain:
a.
Pandangan
tradisional (The Traditional View):
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu suatu hasil disfungsional akibat
komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang-orang,
dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
b.
Pandangan
hubungan manusia (The Human Relation View):
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak
dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi
perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota.
c.
Pandangan
interaksionis (The Interactionist View):
Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya
konflik, karena konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara
berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat,
kritis-diri, dan kreatif.
2. Stoner dan Freeman
Stoner dan Freeman (1989:392) membagi pandangan
menjadi dua bagian, yaitu:
a.
Pandangan
tradisional (Old view): Pandangan
tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan
konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang
optimal.
b.
Pandangan modern
(Current View): Konflik tidak dapat
dihindari. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai
tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas
mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan
bersama.
B.
Jenis-Jenis
Konflik Organisasional
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan
organisasi, yaitu:
1. Konflik
dalam diri individu
Konflik
dalam diri individu terjadi bila
seorang individu menghadapi ketidakpastian akan keinginannya yang tidak dapat
dipenuhi sekaligus dengan kemampuannya sendiri.
2. Konflik
antar individu dengan individu
Konflik
antar individu dengan individu ini sering
disebabkan oleh perbedaan perbedaan kepribadian. Konflik ini biasanya terjadi
karena perbedaan status serta tingkat jabatan.
3. Konflik
antar individu dengan kelompok
Konflik
antar individu dengan kelompok berhubungan
dengan cara individu menanggapi tekanan yang diberikan oleh kelompok kerja
lainnya.
4. Konflik
antar kelompok dengan kelompok
Konflik
antar kelompok dengan kelompok ini sering
disebabkan karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok dalam
menjalankan kegiatan keorganisasian.
5. Konflik
antar organisasi
Konflik
antar organisasi biasa disebut dengan
persaingan antar organisasi yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan
ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan
timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, harga-harga lebih rendah, dan
penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
Referensi dari http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik dengan beberapa perubahan
=======================================================================
s
Berdasarkan kutipan
dari referensi di atas, konflik organisasional terjadi mayoritas dari kesalahan
komunikasi, perbedaan pendapat, antara dua orang atau lebih. Tapi konflik juga
sangat berpengaruh terhadap pihak yang mendukung atau tidak. Jika sudah terjadi
konflik, maka konflik tersebut harus dijadikan sebagai hal motivasi untuk
melakukan suatu perubahan.
No comments:
Post a Comment