December 24, 2014

Cara Mempengaruhi Orang Lain Untuk Membuat Sebuah Keputusan

Setiap orang memiliki berbagai cara tersendiri dalam mempengaruhi orang lain. Cek saja di google, dari yang bersifat lembut sampai keras pun ada. Dari yang bersifat membujuk sampai memaksa juga ada.

Tapi misalnya, jika saya dipilih untuk mempengaruhi teman saya dalam memilih sebuah baju di suatu pusat perbelanjaan, hal pertama yang harus saya lakukan adalah percaya diri. Mengapa? Bagaimana dengan sikap kita yang suka ikut-ikutan? Buang semua jauh-jauh sikap tersebut. Coba pikir kembali. Jika kamu tidak percaya dengan dirimu sendiri, bagaimana bisa orang lain percaya denganmu?

Jika sudah melakukan langkah pertama, lalu langkah selanjutnya adalah selalu pergunakan kata-kata yang logis. Karena kata-kata yang bagus, sopan dan positif adalah hal yang dapat membuat temanmu selalu mendengar kata-kata yang keluar dari mulutmu.

Lalu rekomendasikan tempat yang menurutmu bagus kepada temanmu. Dan jangan lupa untuk mencari tahu apa kesukaan dari temanmu. Misalnya temanmu menyukai warna hijau, maka pilihkan baju warna hijau. Karena dengan tahu apa yang temanmu suka, temanmu akan merasa senang diperhatikan dan mulai menaruh kepercayaan kepadamu.

Jika sudah berhasil memilihkan baju yang temanmu suka dan temanmu akhirnya membeli baju tersebut, berarti kau sudah berhasil membujuknya. Dan jika suatu hari nanti temanmu ingin ditemani belanja baju lagi, lihat apakah temanmu itu ingin kembali ke tempat rekomendasimu itu atau tidak. Jika iya, selamat anda berhasil mempengaruhi teman anda.


Sebenarnya sederhana saja, kan? Kamu hanya perlu percaya diri saja, itu kuncinya. 

December 17, 2014

Hal-Hal yang Menimbulkan Konflik Organisasional

Konflik organisasional adalah perdebatan antara dua anggota atau lebih bahkan kelompok yang bertikai karena perbedaan status, tujuan, nilai dan persepsi antara yang satu dengan yang lainnya.

Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :

1.      Perbedaan individu
Setiap individu memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda dengan individu lainnya. perbedaan ini dapat menjadi faktor penyebab dari sebuah konflik, sebab setiap individu tidak selalu sepemikiran atau sejalan dengan individu lainnya dalam sebuah kelompok atau organisasi 

2.      Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula
Setiap Individu memiliki latar belakang yang berbeda, dimana dipengaruhi oleh suku, agama dan ras. Perbedaan ini juga dapat memancing konflik yang akan timbul dengan individu lainnya karena perbedaan latar belakang tersebut.

3.      Perbedaan kepentingan individu atau kelompok
Setiap manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang yang berbeda. Dengan demikian setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda beda. Perbedaan kepentingan ini dapat memicu konflik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

4.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan merupakan sesuatu yang biasa terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung tiba-tiba atau mendadak, dapat memicu terjadinya konflik. Perubahan yang terjadi dengan cara tiba tiba atau mendadak akan membuat kegoncangan proses yang terjadi dalam suatu kelompok atau organisasi, bahkan dapat mengacaukan jalannya tatanan kegiatan organisasi.

5.      Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya
Komunikasi serta interaksi yang buruk, dalam arti komunikasi atau interaksi yang menimbulkan kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik.


=============================================================================


Berdasarkan kutipan dari referensi di atas, hal-hal yang menimbulkan konflik organisasional antara lain perbedaan individu, perbedaan kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda pula, perbedaan kepentingan individu atau kelompok, perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya. Walaupun ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain disebabkan karena beberapa alasan, tapi tetap menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami. Konflik organisasional tidak selalu berdampak buruk, tapi memberikan pelajaran dan hikmah di balik adanya perseteruan pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa bagaimana cara menghindari konflik yang sama supaya tidak terulang kembali di masa yang akan datang dan bagaimana cara mengatasi konflik yang sama apabila sewaktu-waktu terjadi kembali.

Konflik Organisasional dan Jenis-Jenis Konflik Organisasional

A.    Konflik Organisasional
Konflik berasal dari kata kerja Latin, configere, artinya saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik Organisasional menurut beberapa ahli:
1.      Robbin
Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradox, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
a.       Pandangan tradisional (The Traditional View): Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang-orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
b.      Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View): Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota.
c.       Pandangan interaksionis (The Interactionist View): Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik, karena konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis-diri, dan kreatif.

2.      Stoner dan Freeman
Stoner dan Freeman (1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu:
a.       Pandangan tradisional (Old view): Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal.
b.      Pandangan modern (Current View): Konflik tidak dapat dihindari. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.


B.     Jenis-Jenis Konflik Organisasional

Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:
1.      Konflik dalam diri individu
Konflik dalam diri individu terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian akan keinginannya yang tidak dapat dipenuhi sekaligus dengan kemampuannya sendiri.

2.      Konflik antar individu dengan individu
Konflik antar individu dengan individu ini sering disebabkan oleh perbedaan perbedaan kepribadian. Konflik ini biasanya terjadi karena perbedaan status serta tingkat jabatan.

3.      Konflik antar individu dengan kelompok
Konflik antar individu dengan kelompok berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan yang diberikan oleh kelompok kerja lainnya.

4.      Konflik antar kelompok dengan kelompok 
Konflik antar kelompok dengan kelompok ini sering disebabkan karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok dalam menjalankan kegiatan keorganisasian.

5.      Konflik antar organisasi
Konflik antar organisasi biasa disebut dengan persaingan antar organisasi yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, harga-harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.

Referensi dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik dengan beberapa perubahan

=======================================================================
s
Berdasarkan kutipan dari referensi di atas, konflik organisasional terjadi mayoritas dari kesalahan komunikasi, perbedaan pendapat, antara dua orang atau lebih. Tapi konflik juga sangat berpengaruh terhadap pihak yang mendukung atau tidak. Jika sudah terjadi konflik, maka konflik tersebut harus dijadikan sebagai hal motivasi untuk melakukan suatu perubahan.