April 6, 2015

Inflasi dalam 3 Tahun Terakhir dan Pengaruhnya Terhadap Suatu Saham PT Bank Mandiri

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, sehingga menimbulkan terjadinya Inflasi. Krisis ekonomi ini juga membuat system Perbankan menjadi rapuh karena nilai tukar rupiah yang merosot tajam. Bukti Empiris berdasarkan penelitian Aryaningsih (2008) menjelaskan bahwa suku bunga, inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap permintaan kredit, sedangkan jumlah penghasilan berpengaruh signifikan. Tekanan inflasi telah menyebabkan rendahnya debt repayment dari para debitor. Pihak perbankan harus berhati-hati pada periode bisnis semester kedua ini.

Berikut adalah kurva dari inflasi dalam 3 tahun terakhir yang terjadi di Indonesia:



Kali ini, saya akan membahas tentang pengaruh inflasi terhadap salah satu saham, yaitu PT Bank Mandiri. Tapi sebelumnya, saya kemukakan dahulu pengertian dari istilah-istilah yang akan sering disebutkan agar terhindar dari kesalahan persepsi.
1.      Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lain dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Ada kalanya tingkat inflasi adalah rendah yaitu mencapai dua atau tiga persen. Tingkat inflasi yang moderat mencapai diantara empat sampai sepuluh persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun. Dilihat dari segi konsumen, inflasi yang tinggi mengakibatkan daya beli konsumen (masyarakat) menurun. Jika dilihat dari segi perusahaan, inflasi dapat meningkatkan biaya faktor produksi dan menurunkan profitabilitas perusahaan. Inflasi yang tinggi mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan maka hal ini merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya resiko daya beli uang dan resiko penurunan pendapatan riil.
2.      Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan. Atau saham merupakan kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegang saham.
3.      Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk -bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sebagai lembaga intermediasi, bank konvensional menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah lain yang membutuhkan dana, dan untuk simpanan para nasabahnya bank memberikan bunga sebagai imbalan. Demikian pula dengan pemberian pinjaman. Bank akan memberikan bunga kepada para debitur sebagai biaya peminjaman.
Adakalanya tingkat inflasi meningkat secara tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspekstasi pemerintah misalnya efek dari pengangguran nilai uang (defresiasi nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini menimbulkan inflasi.
Tingkat inflasi menunjukkan hubungan yang negatif dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank Mandiri. Dari hasil koefisien korelasi dapat dilihat tingkat inflasi berpengaruh terhadap profitabilitas yaitu dengan tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 yaitu sebesar 0,019. Nilai tukar rupiah positif, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank Mandiri (persero). Terbukti dari koefisien korelasi menpunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 0,026 dan dari tingkat signifikansi lebih dari dibawah 0,05 yaitu 0,845 dan suku bunga negatif dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank Mandiri. Dari hasil koefisien korelasi dapat dilihat jika suku bunga berpengaruh terhadap profitabilitas yaitu dengan tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 yaitu sebesar 0,013.
Inflasi dan Suku Bunga tidak memiliki pengaruh terhadap ROA hal ini terlihat dari besarnya nilai signifikan yaitu 0.318 yang berarti lebih besar dari 0.005. Inflasi mempengaruhi ROA karena dengan adanya kenaikan Inflasi maka diikuti oleh kenaikkan suku bunga, dengan tingginya suku bunga maka diharapkan para calon nasabah bersedia menempatkan dananya di bank karena bunga yang mereka peroleh lebih tinggi, namun hal tersebut akan membuat bank mempunyai biaya operasional yang lebih besar karena bank mempunyai asset yang berasal dari dana mahal.
Pengaruh Inflasi dan Suku bunga memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROE, hal ini terlihat dari besarnya nilai signifikan yaitu sebesar 0.377 yang berarti lebih besar dari 0.005. ROE adalah perbandingan laba bersih dengan modal sendiri, rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Rasio ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan dan kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank.

Sumber:

No comments:

Post a Comment