Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menimbulkan
permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang
semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, sehingga menimbulkan
terjadinya Inflasi. Krisis ekonomi ini juga membuat system Perbankan menjadi
rapuh karena nilai tukar rupiah yang merosot tajam. Bukti Empiris berdasarkan
penelitian Aryaningsih (2008) menjelaskan bahwa suku bunga, inflasi tidak
berpengaruh secara parsial terhadap permintaan kredit, sedangkan jumlah
penghasilan berpengaruh signifikan. Tekanan inflasi telah menyebabkan rendahnya
debt repayment dari para debitor. Pihak perbankan harus berhati-hati pada periode
bisnis semester kedua ini.
Berikut adalah kurva dari
inflasi dalam 3 tahun terakhir yang terjadi di Indonesia:
Kali
ini, saya akan membahas tentang pengaruh inflasi terhadap salah satu saham,
yaitu PT Bank Mandiri. Tapi sebelumnya, saya kemukakan dahulu pengertian dari
istilah-istilah yang akan sering disebutkan agar terhindar dari kesalahan
persepsi.
1. Inflasi
Inflasi
didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lain
dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Ada kalanya tingkat inflasi
adalah rendah yaitu mencapai dua atau tiga persen. Tingkat inflasi yang moderat
mencapai diantara empat sampai sepuluh persen. Inflasi yang sangat serius dapat
mencapai tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun.
Dilihat dari segi konsumen, inflasi yang tinggi mengakibatkan daya beli
konsumen (masyarakat) menurun. Jika dilihat dari segi perusahaan, inflasi dapat
meningkatkan biaya faktor produksi dan menurunkan profitabilitas perusahaan.
Inflasi yang tinggi mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor
dari investasi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami
penurunan maka hal ini merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring
dengan turunnya resiko daya beli uang dan resiko penurunan pendapatan riil.
2. Saham
Saham
dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham merupakan tanda
bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan. Atau saham
merupakan kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan,
dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegang
saham.
3. Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk -bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sebagai lembaga intermediasi, bank
konvensional menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah
lain yang membutuhkan dana, dan untuk simpanan para nasabahnya bank memberikan
bunga sebagai imbalan. Demikian pula dengan pemberian pinjaman. Bank akan
memberikan bunga kepada para debitur sebagai biaya peminjaman.
Adakalanya
tingkat inflasi meningkat secara tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu
peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspekstasi pemerintah misalnya efek
dari pengangguran nilai uang (defresiasi nilai uang) yang sangat besar atau
ketidakstabilan politik. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian
berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat
pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi
kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini
menimbulkan inflasi.
Tingkat inflasi menunjukkan
hubungan yang negatif dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT
Bank Mandiri. Dari hasil koefisien korelasi dapat dilihat tingkat inflasi
berpengaruh terhadap profitabilitas yaitu dengan tingkat signifikansi lebih
kecil 0,05 yaitu sebesar 0,019. Nilai tukar rupiah positif, tetapi tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank Mandiri (persero).
Terbukti dari koefisien korelasi menpunyai hubungan yang positif yaitu sebesar
0,026 dan dari tingkat signifikansi lebih dari dibawah 0,05 yaitu 0,845 dan
suku bunga negatif dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank
Mandiri. Dari hasil koefisien korelasi dapat dilihat jika suku bunga
berpengaruh terhadap profitabilitas yaitu dengan tingkat signifikansi lebih
kecil 0,05 yaitu sebesar 0,013.
Inflasi dan Suku Bunga tidak memiliki pengaruh
terhadap ROA hal ini terlihat dari besarnya nilai signifikan yaitu 0.318 yang
berarti lebih besar dari 0.005. Inflasi mempengaruhi ROA karena dengan adanya
kenaikan Inflasi maka diikuti oleh kenaikkan suku bunga, dengan tingginya suku
bunga maka diharapkan para calon nasabah bersedia menempatkan dananya di bank
karena bunga yang mereka peroleh lebih tinggi, namun hal tersebut akan membuat
bank mempunyai biaya operasional yang lebih besar karena bank mempunyai asset
yang berasal dari dana mahal.
Pengaruh Inflasi dan Suku bunga memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadap ROE, hal ini terlihat dari besarnya nilai
signifikan yaitu sebesar 0.377 yang berarti lebih besar dari 0.005. ROE adalah
perbandingan laba bersih dengan modal sendiri, rasio ini banyak diamati oleh
para pemegang saham bank serta para investor pasar modal yang ingin membeli
saham bank yang bersangkutan. Rasio ini merupakan indikator yang sangat penting
bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam
rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan dan
kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank.
Sumber:
No comments:
Post a Comment