April 26, 2015

Investasi “Bodong” MMM Indonesia

Akhir-akhir ini ada banyak sekali teman-teman yang membicarakan MMM Indonesia. Tentang bisnis online yang menawarkan profit share 30% perbulan. Tawaran yang sangat menggiurkan, bahkan Bank nasional maupun internasional belum ada yang mampu menawarkan profit share 30% perbulan. Berikut ini penawaran yang sempat saya baca di beberapa postingan (promosi) teman-teman facebook dan beberapa blog pribadi mereka:

“Suatu konsep baru ekonomi dunia yang jauh lebih fair dibanding sistem EKONOMI KAPITALIS yang telah memberikan kontribusi bagi kesenjangan ekonomi yang sangat lebar antara Si Kaya dan Si Miskin. Kini telah hadir suatu sistem yang jauh lebih adil MMM (Manusia Membantu Manusia). Suatu konsep yang unik dan satu-satunya di dunia yang menggunakan People Power sehingga memberikan suatu potensi penghasilan yang luar biasa bagi anggotanya. Puluhan juta orang telah menikmati kedahsyatan program ini, 35.000.000 lebih member MMM seluruh dunia telah membuktikannya.

MMM TIDAK MENGEMBANGKAN UANG ANDA. Uang member tidak diputar di trading atau usaha-usaha yang menghasilkan keuntungan uang member MMM 100% murni disalurkan dalam bentuk bantuan antar member MMM, dari member, untuk member, oleh member, untuk kejahteraan bersama. Mungkin anda bertanya dari mana reward 30% perbulan yang diberikan kepada member dari dana bantuan yang dia memberi kepada member lain? Reward 30% perbulan yang diberikan MMM dari dana bantuan member MMM kepada member lain murni diambil dari pendistribusian uang bebas member MMM dalam bentuk bantuan dengan mekanisme tertentu UANG BEBAS adalah uang masyarakat yang tidak terpakai, selama ini masyarakat menyimpan uang bebasnya di bank.”

Ini hanya salah satu model postingan teman di facebook. Ada banyak lagi model promosinya dengan kata yang memikat. Mari sejenak kita gunakan akal, sebagai manusia yang waras. Jika uang tersebut tidak didagangkan, dari mana 30% bisa kita dapat dalam sebulan? 

Jawabanya adalah dari member untuk member. Jadi kalau diibaratkan, hari ini saya membantu 1 juta member MMM, bulan depan saya akan dapat 1.3 juta dari member MMM lainya yang saya tidak tahu siapa. Berlaku kebalikan, jika hari ini saya dibantu 1.3juta, itu artinya ada member MMM di luar sana yang mau memberi bantuan 1.3 juta dan berharap bulan depan dia bisa mendapat 1.3 juta plus 30%.
Dari sini saja sudah sangat tidak masuk akal. Uang akan begitu saja berputar menunggu pendatang baru sebagai pengsubsidi 30%, member lama juga dipastikan akan terus menambah jumlah nominalnya (deposit+30%).

Pertanyaanya adalah jika membernya itu-itu saja, dengan deposit yang tak pernah ditambah, semua member kompak mengambil keuntungan 30%, apakah ini masih bisa berjalan? Tidak. ‘Bisnis’ online ini akan mati dan semua member tidak akan mendapat 30% nya. Jika ini terjadi, tentu semua member MMM harus bersyukur, karena ini adalah skenario terbaik yang tidak mungkin terjadi. Nasib paling baik jika kalian tetap mendapat uang deposit tanpa 30% yang dijanjikan. Karena skenario yang 99% terjadi adalah kalian akan kehilangan semua uang yang kalian setorkan, jika tidak berhenti sekarang (menarik deposit dan 30%nya).

Memang akan selalu ada orang yang bergabung. Karena di negeri ini masih banyak orang yang bisa dibodohi. Prediksi saya, ‘bisnis’ ini ditutup bukan karena sudah tidak ada lagi yang menyetorkan uangnya, tapi ditutup karena sudah mencapai target si pemilik. Kemungkinan dalang dari semua ini punya target (milyaran atau triliunan) yang jika sudah tersentuh maka dia akan menutup dan menikmati hasil jarahanya.

Tapi saya tahu, teman-teman saya itu tidak akan menghiraukan himbauan ini. Karena mereka hanya mementingkan kantong dan penghasilan yang banyak, tanpa mau berpikir logis. Pada dasarnya, dalam hal apapun, baik itu bisnis, hubungan asmara atau politik, kita harus selalu mendengar dari dua sisi, negatif dan positif. Jika kita hanya mau mendengar yang positif saja, maka akan tiba waktunya kita akan menyesal dan terpuruk.

Jika kekayaan bisa didapat dari cara yang sangat mudah dan sederhana, dengan cara yang semua orang bisa lakukan asal ada modal, maka tidak akan ada yang namanya orang miskin. Karena bank komersil sampai rentenir menjajakan dana pinjaman lebih dari tujuh hari dalam seminggu. Bayangkan kalau ini benar, setiap orang miskin diberi pinjaman 10 juta, maka dalam 3 bulan saja sudah balik modal. Dan mereka tak miskin lagi.

Akhir kata semoga cerita ini bermanfaat bagi kita semua. Untuk Indonesia yang lebih cerdas.


April 6, 2015

Inflasi dalam 3 Tahun Terakhir dan Pengaruhnya Terhadap Suatu Saham PT Bank Mandiri

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, sehingga menimbulkan terjadinya Inflasi. Krisis ekonomi ini juga membuat system Perbankan menjadi rapuh karena nilai tukar rupiah yang merosot tajam. Bukti Empiris berdasarkan penelitian Aryaningsih (2008) menjelaskan bahwa suku bunga, inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap permintaan kredit, sedangkan jumlah penghasilan berpengaruh signifikan. Tekanan inflasi telah menyebabkan rendahnya debt repayment dari para debitor. Pihak perbankan harus berhati-hati pada periode bisnis semester kedua ini.

Berikut adalah kurva dari inflasi dalam 3 tahun terakhir yang terjadi di Indonesia:



Kali ini, saya akan membahas tentang pengaruh inflasi terhadap salah satu saham, yaitu PT Bank Mandiri. Tapi sebelumnya, saya kemukakan dahulu pengertian dari istilah-istilah yang akan sering disebutkan agar terhindar dari kesalahan persepsi.
1.      Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lain dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Ada kalanya tingkat inflasi adalah rendah yaitu mencapai dua atau tiga persen. Tingkat inflasi yang moderat mencapai diantara empat sampai sepuluh persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun. Dilihat dari segi konsumen, inflasi yang tinggi mengakibatkan daya beli konsumen (masyarakat) menurun. Jika dilihat dari segi perusahaan, inflasi dapat meningkatkan biaya faktor produksi dan menurunkan profitabilitas perusahaan. Inflasi yang tinggi mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan maka hal ini merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya resiko daya beli uang dan resiko penurunan pendapatan riil.
2.      Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan. Atau saham merupakan kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegang saham.
3.      Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk -bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sebagai lembaga intermediasi, bank konvensional menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah lain yang membutuhkan dana, dan untuk simpanan para nasabahnya bank memberikan bunga sebagai imbalan. Demikian pula dengan pemberian pinjaman. Bank akan memberikan bunga kepada para debitur sebagai biaya peminjaman.
Adakalanya tingkat inflasi meningkat secara tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspekstasi pemerintah misalnya efek dari pengangguran nilai uang (defresiasi nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini menimbulkan inflasi.
Tingkat inflasi menunjukkan hubungan yang negatif dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank Mandiri. Dari hasil koefisien korelasi dapat dilihat tingkat inflasi berpengaruh terhadap profitabilitas yaitu dengan tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 yaitu sebesar 0,019. Nilai tukar rupiah positif, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank Mandiri (persero). Terbukti dari koefisien korelasi menpunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 0,026 dan dari tingkat signifikansi lebih dari dibawah 0,05 yaitu 0,845 dan suku bunga negatif dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas PT Bank Mandiri. Dari hasil koefisien korelasi dapat dilihat jika suku bunga berpengaruh terhadap profitabilitas yaitu dengan tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 yaitu sebesar 0,013.
Inflasi dan Suku Bunga tidak memiliki pengaruh terhadap ROA hal ini terlihat dari besarnya nilai signifikan yaitu 0.318 yang berarti lebih besar dari 0.005. Inflasi mempengaruhi ROA karena dengan adanya kenaikan Inflasi maka diikuti oleh kenaikkan suku bunga, dengan tingginya suku bunga maka diharapkan para calon nasabah bersedia menempatkan dananya di bank karena bunga yang mereka peroleh lebih tinggi, namun hal tersebut akan membuat bank mempunyai biaya operasional yang lebih besar karena bank mempunyai asset yang berasal dari dana mahal.
Pengaruh Inflasi dan Suku bunga memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROE, hal ini terlihat dari besarnya nilai signifikan yaitu sebesar 0.377 yang berarti lebih besar dari 0.005. ROE adalah perbandingan laba bersih dengan modal sendiri, rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Rasio ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan dan kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank.

Sumber: