November 7, 2015

Tugas 2: Kalimat Efektif dan Tidak Efektif

I           KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksud atau arti serta tujuan yang dimaksud penulis atau pembicara. Kalimat efektif dapat dikatakan efektif jika kalimat tersebut berhasil menyampaikan pesan, pikiran, gagasan, perasaan pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

Ciri Ciri Kalimat Efektif:

1.      Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan ntara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
2.      Keparalelan atau Kesejajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
3.      Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.
4.      Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat.
5.      Kecermatan
Kecermatan di sini maksudnya tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
6.      Kepaduan
Kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
7.      Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau masuk akal.


II         KALIMAT TIDAK EFEKTIF

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Penyebab Ketidakefektifan Kalimat:

1.      Kalimat Berstruktur Kompak
Setiap kalimat minimal terdiri atas unsur pokok dan sebutan (yang menerangkan pokok) atau unsur subjek dan predikat. Kalimat yang baik adalah kalimat yang menggunakan subjek dan predikat secara benar dan kompak. Kekurangkompakan dan ketidakjelasan subjek dapat terjadi jika digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan dalam, untuk, bagi, di, pada, sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek kalimat tersebut.
2.      Kalimat Paralel
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tersusun secara paralel. Keparalelan itu tampak  pada jenis kata yang digunakan sebagai suatu yang paralel dengan memiliki unsur atau jenis kata yang sama. Kesalahan dalam menggunakan paralelis kata akan menjadikan kalimat tersebut menjadi tidak efektif.
3.      Kalimat Hemat
Kalimat yang efektif harus hemat. Kalimat hemat memiliki ciri kalimat yang menghindari pengulangan subjek, pleonasme, hiponimi, dan penjamakan kata yang sudah bermakna jamak.
4.      Kalimat Berpadu
Kalimat yang berpadu adalah kalimat yang berisi kepaduan pernyataan. Kalimat yang tidak berpadu biasanya terjadi karena salah dalam menggunakan verba (kata kerja) atau preposisi (kata depan) secara tidak tepat.
5.      Kalimat Logis
Kalimat yang logis adalah kalimat yang dapat diterima oleh akal atau pikiran sehat. Biasanya ketidaklogisan kalimat terjadi karena pemilihan kata atau ejaan yang salah.
6.      Kontaminasi: merancukan dua struktur benar satu struktur salah.
7.      Pleonasme: berlebihan, tumpang tindih.
8.      Tidak memiliki subjek.
9.      Adanya kata depan tidak perlu.
10.  Salah nalar.
11.  Kesalahan pembentukan kata.
12.  Pengaruh bahasa asing.
13.  Pengaruh bahasa daerah.


III        CONTOH KALIMAT TIDAK EFEKTIF

1.      Beberapa orang-orang mengikuti lomba lari.
Kalimat di atas menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak, yaitu pada kata orang-orang, seharusnya: Beberapa orang mengikuti lomba lari.
2.      Ibu memakai baju warna biru.
Kalimat di atas tidak menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata, sehingga terjadi pemborosan kata, seharusnya: Ibu memakai baju biru.
3.      Makanan itu saya kurang cocok.
Kalimat di atas mempunyai subjek ganda, sehingga menjadikan kalimat tersebut tidak efektif yaitu pada kata pekerjaan itu saya yang seharusnya pekerjaan itu bagi saya. Seharusnya: Makanan itu bagi saya kurang cocok.
4.      Waktu dan tempat kami persilahkan.
Kalimat di atas tidak ada kelogisan yang dipersilahkan waktu dan tempat atau orang yang akan menyampaikan sesuatu di depan umum seharusnya: Bapak kepala yayasan kami persilahkan.
5.      Tugas ini membahas tentang teknologi dan jaringan.
Kalimat di atas seharusnya tidak diberi kata penegas berupa kata tentang. karena kata penegas sudah diwakili oleh kata membahas, seharusnya: Tugas ini membahas teknologi dan jaringan.
6.      Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Kalimat di atas pemakaian kata bunga-bunga seharusnya tidak perlu. Dalam kata mawar, anyelir, dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah: Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
7.      Mengerjakan tugas itu saya dibantu oleh ayah.
Kalimat di atas merupakan suatu bentuk kegiatan yang berupa mengerjakan. Berarti pada awal kalimat seharusnya menggunakan kata dalam dan memberi tanda baca koma diantara kata itu dan saya. Seharusnya: Dalam mengerjakan tugas itu, saya dibantu oleh ayah.
8.      Saya yang berasal dari Puncak.
Kata yang dapat digunakan untuk menghubungan sesuatu, jika tidak ada kata penghubung lainnya seperti kata dari. Seharusnya: Saya berasal dari Puncak.
9.      Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Kalimat di atas tidak efektif karena kata sehingga tidak dapat digunakan sebelum subjek, seharusnya: Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
10.  Surat itu saya sudah baca.
Kalimat ini tidak efektif karena tidak adanya suatu kepaduan mempergunakan pola aspek + agen + verba secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona, seharusnya: Surat itu sudah saya baca.