I KALIMAT
EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksud atau arti
serta tujuan yang dimaksud penulis atau pembicara. Kalimat efektif dapat
dikatakan efektif jika kalimat tersebut berhasil
menyampaikan pesan, pikiran, gagasan, perasaan pemberitahuan sesuai
dengan maksud si pembicara atau penulis.
Ciri Ciri Kalimat Efektif:
1.
Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan ntara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
2.
Keparalelan atau Kesejajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan
yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua
juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan
me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
3.
Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
terhadap ide pokok dari kalimat.
4.
Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu,
tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan penggunaan
kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat.
5.
Kecermatan
Kecermatan di sini maksudnya tidak menimbulkan tafsiran ganda dan
tepat dalam pilihan kata.
6.
Kepaduan
Kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah.
7.
Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau masuk akal.
II KALIMAT TIDAK EFEKTIF
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang
tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat
efektif.
Penyebab Ketidakefektifan Kalimat:
1. Kalimat Berstruktur Kompak
Setiap kalimat minimal terdiri atas unsur
pokok dan sebutan (yang menerangkan pokok) atau unsur subjek dan predikat.
Kalimat yang baik adalah kalimat yang menggunakan subjek dan predikat secara
benar dan kompak. Kekurangkompakan dan ketidakjelasan subjek dapat terjadi jika
digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan dalam, untuk, bagi,
di, pada, sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek kalimat tersebut.
2. Kalimat Paralel
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang
tersusun secara paralel. Keparalelan itu tampak pada jenis kata
yang digunakan sebagai suatu yang paralel dengan memiliki unsur atau jenis
kata yang sama. Kesalahan dalam menggunakan paralelis kata akan menjadikan kalimat
tersebut menjadi tidak efektif.
3. Kalimat Hemat
Kalimat yang efektif harus hemat. Kalimat
hemat memiliki ciri kalimat yang menghindari pengulangan subjek,
pleonasme, hiponimi, dan penjamakan kata yang sudah bermakna jamak.
4. Kalimat Berpadu
Kalimat yang berpadu adalah kalimat yang
berisi kepaduan pernyataan. Kalimat yang tidak berpadu biasanya terjadi karena
salah dalam menggunakan verba (kata kerja) atau preposisi (kata depan)
secara tidak tepat.
5. Kalimat Logis
Kalimat yang logis adalah kalimat yang dapat
diterima oleh akal atau pikiran sehat. Biasanya ketidaklogisan kalimat terjadi
karena pemilihan kata atau ejaan yang salah.
6. Kontaminasi: merancukan dua struktur benar
satu struktur salah.
7. Pleonasme: berlebihan, tumpang tindih.
8. Tidak memiliki subjek.
9. Adanya kata depan tidak perlu.
10. Salah nalar.
11. Kesalahan pembentukan kata.
12. Pengaruh bahasa asing.
13. Pengaruh bahasa daerah.
III CONTOH KALIMAT TIDAK EFEKTIF
1.
Beberapa orang-orang mengikuti lomba lari.
Kalimat di atas menjamakkan
kata-kata yang berbentuk jamak, yaitu pada kata orang-orang,
seharusnya: Beberapa orang mengikuti
lomba lari.
2.
Ibu memakai baju warna biru.
Kalimat di atas tidak
menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata, sehingga terjadi
pemborosan kata, seharusnya: Ibu memakai baju biru.
3.
Makanan itu saya kurang cocok.
Kalimat di atas mempunyai
subjek ganda, sehingga menjadikan kalimat tersebut tidak efektif yaitu pada
kata pekerjaan itu saya yang seharusnya pekerjaan itu
bagi saya. Seharusnya: Makanan itu bagi saya kurang cocok.
4.
Waktu dan tempat kami persilahkan.
Kalimat di atas tidak ada
kelogisan yang dipersilahkan waktu dan tempat atau orang yang akan menyampaikan
sesuatu di depan umum seharusnya: Bapak kepala yayasan kami persilahkan.
5.
Tugas ini membahas tentang teknologi dan jaringan.
Kalimat di atas seharusnya
tidak diberi kata penegas berupa kata tentang. karena kata
penegas sudah diwakili oleh kata membahas, seharusnya: Tugas ini
membahas teknologi dan jaringan.
6.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat
disukainya.
Kalimat di atas pemakaian
kata bunga-bunga seharusnya tidak perlu. Dalam kata mawar, anyelir, dan melati
terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah: Mawar,anyelir, dan melati
sangat disukainya.
7.
Mengerjakan tugas itu saya dibantu oleh ayah.
Kalimat di atas merupakan
suatu bentuk kegiatan yang berupa mengerjakan. Berarti pada awal kalimat
seharusnya menggunakan kata dalam dan memberi tanda baca koma
diantara kata itu dan saya. Seharusnya: Dalam mengerjakan tugas itu, saya
dibantu oleh ayah.
8.
Saya yang berasal dari Puncak.
Kata yang dapat digunakan
untuk menghubungan sesuatu, jika tidak ada kata penghubung lainnya seperti
kata dari. Seharusnya: Saya berasal dari Puncak.
9.
Kami datang agak
terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama.
Kalimat
di atas tidak efektif karena kata sehingga tidak dapat
digunakan sebelum subjek, seharusnya: Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak
dapat mengikuti acara pertama.
10. Surat
itu saya sudah baca.
Kalimat ini tidak efektif karena tidak adanya
suatu kepaduan mempergunakan pola aspek + agen + verba secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona, seharusnya: Surat itu sudah
saya baca.