June 7, 2015

Contoh Kasus dalam Organisasi: Pemecatan 5000 Pegawai dari Perusahaan Tri-Energi

Perusahaan Tri-Energi sebuah perusahaan minyak mempunyai persediaan sekitar 5000 karyawan sebagai hasil kegiatan penarikan selama periode kekurangan tenaga kerja. Perusahaan mengantisipasikan bahwa pasar tenaga kerja akan semakin ketat. Oleh karenanya perusahaan memutuskan mempersiapkan diri dengan penarikan kelompok pekerja agar kebutuhan yang diantisipasi dapat terpenuhi.
Setelah mempekerjakan karyawan ekstra, perusahaan pada dekade selanjutnya secara continue mengotomatisasikan fasilitas-fasilitas produksinya selama periode tersebut, meskipun kapasitas produksi berlipat ganda, perusahaan akibat otomatisasi hanya memerlukan jauh lebih sedikit karyawan untuk mengoperasikan fasilitas-fasilitas. Jadi keadaan menjadi berbalik dari antisipasi perusahaan yaitu bahwa 5000 karyawan yang telah terlanjur ditarik tak pernah lagi seluruhnya dibutuhkan.
Perusahaan menganjurkan untuk mempekerjakan 5000 karyawan itu, dan membuat masyarakat berpendapat bahwa sekali diterima bekerja seorang karyawan yang melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan dapat mengharapkan untuk tetap mempertahankan pekerjaannya, bagaimanapun juga Tri-Energi kemudian mengalami masalah dengan rendahnya harga dipasaran dan laba yang didapat turun sampai tingkat yang kurang memuaskan, direktur utama, Jhonny Bolang, mempertimbangkan pemberhentian 5000 karyawan yang tak pernah diperlukan, tak satupun memenuhi syarat atau perlu dipertahankan sampai pensiun, dia sadar bahwa banyak posisi manager dapat dihilangkan karena secara potensial angkatan kerja akan lebih kecil.


=========================================================================

Berdasarkan kutipan dari referensi di atas, menurut pendapat saya, Jhonny Bolang harus memberhentikan pegawainya yang memang tidak pantas dipertahankan, karena jika terus mempertahankan pegawainya yang sudah tak patut dipertahankan akan berdampak pada perusahaan yang semakin terpuruk oleh minimnya laba yang didapat atas hasilnya tersebut, namun beberapa karyawan harus dipertahankan, mengingat fasilitas otomatisasi tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya operator yang ahli mempergunakan fasilitas otomatisasi tersebut, sehingga beberapa pegawai yang masih layak untuk dipertahankan sebaiknya tidak untuk diberhentikan. Cara mencegah situasi ini sebaiknya perlu untuk menganalisa dan mengambil kebijakan lainnya, seperti diadakan sistem “Kontrak” dan bekerja sama dengan perusahaan lainnya untuk merekrut dan saling tukar pegawai yang dirasa cocok ataupun dengan pelatihan “Training” untuk para pegawai tersebut untuk bisa mengoperasikan fasilitas otomatisasi tersebut, agar ia bisa mencegah memberhentikan 5000 pegawainya, dan bisa memilah untuk yang bisa dipertahankan, karena jika seluruhnya pegawai tersebut diberhentikan mungkin berdampak pada ekonomi negara, dan angka pengangguran yang semakin tinggi.